TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan yang sedang krisis cenderung menyaring karyawannya berdasarkan kinerja. Dalam kondisi ini, pemutusan hubungan kerja alias PHK tak bisa terelakkan lagi. Ada karyawan yang langsung diberhentikan dan ada juga yang dirumahkan.
Psikolog klinis dari Universitas Indonesia, Yudiana Ratna Sari, mengatakan kondisi psikis karyawan yang dirumahkan berbeda, bergantung pada usia. Jika karyawan tersebut berusia sekitar 30 tahun, pemberhentian dapat dilihat sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri. Sebaliknya, bagi pekerja yang berada di usia 40 tahun, pemberhentian merupakan masalah. "Sudah terbiasa dengan rutinitas, dengan pendapatan pasti per bulan untuk keluarga, tiba-tiba direnggut," kata Sari.
Dalam posisi ini, dia menganjurkan karyawan untuk membicarakannya dengan keluarga. Misalnya, bakal ada perubahan gaya hidup untuk menekan pengeluaran. Selain itu, Sari menganjurkan karyawan yang dirumahkan untuk tetap berpikir terbuka sehingga mampu menangkap peluang baru, baik berbisnis maupun berkarier formal.
Untuk mencegah karyawan depresi akibat diberhentikan, Sari meminta perusahaan memberi waktu yang cukup. “Jangan mendadak karena mereka tidak punya waktu untuk berpikir mengenai strategi ke depan,” kata dia. Adapun buat karyawan, sebaiknya melakukan enam langkah berikut ketika diberhentikan:
1. Tetap tenang
Rasa marah yang tak terkendali kerap mengaburkan informasi. Akibatnya, karyawan yang dirumahkan tak dapat menyerap informasi perihal kompensasi yang diterima, hak cuti, dan asuransi.
2. Tidak mencari-cari kesalahan
PHK terjadi karena perusahaan mengurangi beban pengeluaran sehingga tak selalu bermakna negatif bagi karyawan. PHK tidak sama dengan dipecat karena berkinerja buruk. Jadi karyawan tak perlu larut dalam perasaan marah atau menyalahkan diri sendiri.
3. Tetap bekerja dengan baik
Biasanya, ada jeda antara pemberitahuan PHK dan tanggal terakhir bekerja. Selama itu, tetap bekerja dengan baik agar tak meninggalkan catatan buruk.
4. Meminta dukungan orang terdekat
Berbagi cerita dengan sahabat dan keluarga dapat mengurangi stres. Dengan banyaknya dukungan, karyawan dapat terhindar dari depresi berkepanjangan.
5. Atur strategi
Ambil sikap mengenai apa yang akan dilakukan saat menganggur, apakah akan meneruskan sekolah, mengambil kursus, atau mencari peluang usaha. Pertimbangkan kondisi keuangan untuk bertahan, berapa lama akan bertahan hidup tanpa gaji?
6. Optimistis memandang perubahan
Gunakan waktu luang untuk merefleksikan apa sebetulnya cita-cita yang diimpikan selama ini. Apakah pekerjaan yang lalu sudah sesuai dengan minat? Dengan jeda, Anda mendapat kesempatan untuk mengejar impian.
Baca juga:
6 Manfaat Cuti, Kreativitas dan Kebahagiaan Menanti
Zodiak Hari Ini: Buang Rasa Takut Itu, Saatnya jadi Pemenang
Butuh Duit? Info Keuangan Online Jadi Favorit, Ini 4 Alasannya