TEMPO.CO, Jakarta - Keinginan orang untuk menjalani operasi plastik semakin meningkat di Indonesia, dari operasi wajah sampai tubuh. Dari mata sampai bokong dapat dioperasi untuk mengubah penampilan seseorang. Di Indonesia, operasi plastik masih belum terlalu sering dibicarakan.
“Paling banyak operasi plastik dilakukan oleh perempuan dan kebanyakan operasi implan payudara. Itu adalah operasi plastik nomer satu paling sering dilakukan di Indonesia, di Asia bahkan,” ujar dr. Aditya Herwandar Sastrasupena, SpBP-RE, Dokter Operasi Plastik di Klinik Bamed, Rabu, 18 Oktober 2017. Baca: Payudara Sering Berkeringat, Solusinya Handuk Khusus Payudara
Pembesaran payudara melalui operasi plastik sebenarnya dapat dilakukan dengan dua cara, melalui transfer lemak, melalui implan, atau penanaman payudara. Sebagai dokter operasi plastik untuk bagian tubuh, dr. Aditya menjelaskan kalau transfer lemak adalah proses yang lebih aman, namun lebih lama untuk dilakukan.
“Dengan implan, proses lebih cepat, hanya sekali tindakan dan hasilnya langsung signifikan. Karena itu banyak yang suka walaupun risiko komplikasi lebih besar,” jelas dr. Aditya.
Transfer lemak juga hanya bisa menggunakan lemak sendiri. Jadi, bila lemak di bagian tubuh lain tidak cukup untuk memberikan hasil yang diinginkan, maka orang banyak yang memilih untuk melakukan implan payudara. Baca juga: Peneliti di Praha Buat Survei Payudara Idaman Pria, Ini Hasilnya
Baca Juga:
Implan payudara adalah proses penanaman sebuah benda asing di dalam tubuh, karena itu memiliki risiko yang lebih tinggi. Implan juga perlu diganti setiap 10-15 tahun agar tidak berbahaya untuk kesehatan. Implan yang ditanamkan biasanya terbuat dari silikon dengan air di dalamnya.
“Memang banyak yang takut dengan implan dan apakah bisa meledak karena ini itu. Tetapi dengan perkembangan industri medis, implan yang digunakan memiliki kualitas yang lebih baik,” lanjut dr. Aditya.
Ukuran implan juga bisa berbagai macam, namun sangat dianjurkan untuk tidak melakukan operasi implan payudara yang membuat badan tidak proposional. Tentunya, dengan setiap operasi ada kemungkinan risiko yang tinggi, salah satunya adalah payudara yang menolak implan. Baca juga: 8 Tips Bikin Payudara Awet Muda
Aditya mengingatkan pentingnya mengetahui risiko sebelum mengambil keputusan. Bisa satu payudara, atau bisa keduanya, menolak implan dan bila menolak tentunya tidak bisa melanjutkan penggunaan implan.
“Setiap manusia pasti mengidamkan tubuh yang ideal. Semakin majunya teknologi dalam hal kecantikan, maka akan semakin mudah untuk mendapatkan impian mereka dengan cara yang instan,” ujar dr. Aditya.
Keputusan untuk melakukan implan payudara jatuh kepada pasien dan sebagai dokter operasi plastik khusus tubuh, Aditya hanya akan melakukan operasi kepada orang yang sudah yakin ingin melakukan operasi tersebut.