TEMPO.CO, Jakarta - Wanita hamil yang memiliki riwayat preeklampsia dalam keluarga atau kondisi seperti diabetes, tekanan darah tinggi kronis, penyakit ginjal, atau sindrom ovarium polisistik, maka ia berisiko terserang preeklamsia yang lebih tinggi. Baca: Preeklamsia, Masalah Kehamilan Penyebab Kematian, Bayi Prematur
Untuk wanita yang berisiko tinggi, aspirin dapat mengurangi risiko preeklamsia, atau kondisi kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan tingginya kadar protein dalam urine. Penelitian yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa mengkonsumsi aspirin bayi sebelum tidur dapat mengurangi risiko preeklamsia, yang dapat menyebabkan bayi lahir prematur.
Preeklamsia juga dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan hati,menghambat aliran darah ke janin, serta menghambat pertumbuhan janin. Pada kasus yang parah, preeklamsia bahkan bisa menyebabkan kejang dan kematian. Baca juga: Komplikasi Preeklamsia saat Kehamilan Ancam Nyawa Ibu dan Janin
Preeklamsia dapat dihentikan dengan proses persalinan, artinya bayi lahir prematur jika janin belum cukup umur, tergantung kondisi wanita yang hamil. Dokter akan berusaha menjaga janin di dalam rahim selama mungkin.
Dalam sebuah studi, peneliti dari King's College London dan University of Exeter di Inggris mengidentifikasi 1.776 wanita di Inggris, Spanyol, Italia, Belgia, Yunani, dan Israel berisiko tinggi terserang preeklemsia. Beberapa dari mereka diberi 150 miligram aspirin sejak usia kehamilan 11 atau 14 minggu sampai 36 minggu.
Hasilnya, kelompok wanita yang mengkonsumsi aspirin, risiko preeklemsia dan melahirkan sebelum usia 34 minggu berkurang 82 persen dan yang berisiko preeklampsia preterm dan melahirkan sebelum usia 37 minggu berkurang sebesar 5,99 persen. Baca juga: 6 Langkah Mencegah Preeklemsia di Masa Kehamilan
Dilansir dari laman Todays Parent, American College of Obstetricians and Gynecologists saat ini merekomendasikan wanita yang mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya diberi aspirin pada kehamilan berikutnya sebagai tindakan preventif. Konsumsi aspirin dapat menyelamatkan banyak ibu dan bayi karena preeklampsia dan gangguan hipertensi lainnya, yang menjadi penyebab utama kematian ibu dan bayi secara internasional.
Bagi wanita hamil yang berisiko preeklamsia, tak ada salahnya untuk melakukan konsultasi dengan dokter tentang konsumsi aspirin. Biasanya, aspirin tidak dianjurkan selama kehamilan. Namun, dokter dapat mempertimbangkan risiko, manfaat, dan memantau dengan tepat jika perlu.