TEMPO.CO, Jakarta - Ibu yang mengalami preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, maka ia berisiko tinggi mengalaminya kembali pada kehamilan berikutnya. Risiko tergantung pada tingkat keparahan preeklamsia sebelumnya. Baca: Preeklamsia, Masalah Kehamilan Penyebab Kematian, Bayi Prematur
Preeklamsia adalah kondisi kesehatan serius yang dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan bayi. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan ginjal, hati, jantung, dan masalah otak pada ibu, serta dapat menyebabkan perkembangan lambat di rahim, kelahiran prematur, dan berat lahir rendah pada bayi.
Meskipun preeklampsia dapat menyebabkan masalah serius selama kehamilan, Anda tetap bisa melahirkan. Preeklamsia hanya terjadi selama kehamilan. Cara aman untuk menyembuhkan preeklamsia adalah proses persalinan.
Preeklamsia dapat menimbulkan sindrom HELLP, yang merupakan singkatan dari hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah. Kondisi ini mempengaruhi sel darah merah, pembekuan darah, dan fungsi hati. Sekitar 4 -12 persen wanita yang didiagnosis menderita preeklamsia mengalami sindrom HELLP.
Dilansir dari laman Healthline, berikut ini beberapa hal yang dapat mengurangi risiko preeklampsia pada kehamilan kedua. Baca juga: Komplikasi Preeklamsia saat Kehamilan Ancam Nyawa Ibu dan Janin
#Setelah kehamilan pertama, mintalah dokter untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tekanan darah dan fungsi ginjal.
#Jika Anda atau saudara dekat memiliki gumpalan darah vena atau paru-paru sebelumnya, mintalah dokter untuk menguji kelainan pembekuan, atau trombofilia. Cacat genetik ini meningkatkan risiko preeklamsia dan pembekuan darah plasenta.
#Jika mengalami obesitas, cobalah menurunkan berat badan. Penurunan berat badan dapat mengurangi risiko terkena preeklamsia lagi.
#Jika Anda menderita diabetes melitus dan bergantung pada insulin, pastikan untuk menstabilkan dan mengendalikan kadar gula darah sebelum hamil dan di awal kehamilan untuk mengurangi risiko terserang preeklampsia lagi.
#Untuk mencegah preeklamsia pada kehamilan kedua, dokter akan menyarankan konsumsi aspirin dosis rendah pada akhir trimester pertama, antara 60 dan 81 miligram. Selain itu, dokter akan menyarankan untuk mengkonsumsi suplemen kalsium.
#Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk memantau kehamilan. Selain preeklamsia setelah melahirkan, patut juga diwaspadai kondisi lain yang disebut preeklamsia pascapersalinan. Umumnya kasus preeklampsia pascamelahirkan terjadi setelah 48 jam melahirkan. Namun, bisa juga terjadi 4-6 minggu setelah melahirkan. Preeklampsia pascamelahirkan memerlukan pengobatan. Jika tidak diobati dapat menyebabkan kejang-kejang dan komplikasi serius lain.