TEMPO.CO, Jakarta - Mengundurkan diri dari pekerjaan adalah pilihan pekerja dalam perjalanan kariernya. Alasannya beragam, mulai dari mendapat tawaran lain atau mungkin saja ada masalah di perusahaan dia bekerja saat ini.
Jika Anda termasuk salah satunya, ada beberapa rambu yang harus dilakukan dan dihindari sebelum mengajukan pengunduran diri secara resmi. Setelah mengajukan pengunduran diri, Anda bisa kurang mawas diri meskipun tanpa sadar, yang akan mempengaruhi cara pandang atasan, rekan kerja, dan klien terhadap profesionalisme. Kesan buruk sering kali sulit untuk dihindari sehingga lebih baik kita tidak meninggalkannya.
Berikut ini adalah10 hal penting yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan ketika sedang menjalani periode pemberitahuan pengunduran diri, seperti dilansir Jobstreet.com.
1. Fokus pada pencapaian akhir
Prioritas harus terpusat pada penyelesaian proyek-proyek yang masih berjalan dan melakukan serah terima sebagaimana mestinya pada proyek yang sedang dilaksanakan atau tugas-tugas. Jangan menyisakan apapun hingga hari atau menit terakhir. Tinggalkan meja dengan bersih, dengan pekerjaan yang luar biasa dari tangan yang baik menunjukkan bahwa Anda fokus pada perusahaan walaupun tidak lagi bekerja di sana
2. Informasikan kepada mereka yang berada di jaringan profesional
Penting untuk menginformasikan klien, rekan bisnis, dan rekan kerja yang berkaitan dengan pekerjaan sehingga mereka tidak kebingungan saat Anda pergi.
3. Jaga profesionalisme selama periode pemberitahuan
Ini tidak selalu terjadi, tapi terkadang ketika seseorang keluar dari pekerjaan, dia akan mendapati atasan langsung dan/atau rekan kerja bersikap menjauh atau menyingkirkan dari percakapan atau aktivitas sosial. Jika itu terjadi, Anda harus tetap profesional.
4. Bersyukur
Berbicara tentang seluruh aspek dalam perusahaan yang Anda tidak senang memang menggiurkan, tapi jangan. Jika Anda ditanya alasan pergi, jangan tergoda untuk mengatakan hal yang bertentangan dengan pekerjaan Anda di sana. Fokus pada yang baik dan tinggalkan yang buruk.
5. Tinggalkan kesan baik
Jika Anda tidak benar-benar harus, jangan gegabah dalam berperilaku. Anda tidak pernah tahu kapan akan bertemu dengan bos atau rekan kerja lagi. Jauh lebih baik membiarkan pintu terbuka untuk kemungkinan masa depan bekerja bersama lagi.
6. Jangan membuat kesepakatan besar
Anda harus benar-benar menginformasikan mereka yang berada di jaringan profesional bahwa Anda akan pergi, tapi tidak perlu membuat kesepakatan besar di luar ini. Atasan dan rekan kerja akan lebih menghargai dan mengapresiasi jika Anda tetap rendah hati selama masa ini.
7. Berfikir sedang berlibur
Anda mungkin memiliki beban kerja yang lebih ringan di minggu-minggu terakhir, tapi bukan berarti harus menghabiskan hari kerja dengan menonton video di YouTube atau memasang foto di media sosial. Buatlah diri Anda berguna. Tanyakan bos dan anggota kelompok apa yang bisa Anda bantu. Mereka akan mengapresiasi perhatian Anda dan semangat tim.
8. Membual tentang pekerjaan baru
Anda mungkin akan meledak-ledak membicarakan semua kebaikan tambahan dan keuntungan menarik pada pekerjaan baru, tapi harus Anda hindari. Anda perlu menjaga energi positif di kantor untuk meminimalisiasi kekacauan selama masa transisi ini.
9. Pergi dengan kesan buruk
Dunia memang kecil, ucapan tersebar terlalu cepat dalam perindustrian. Seperti yang telah disebut di atas, sungguh penting melihat gambaran yang besar dan tetap fokus pada kemungkinan masa depan. Yang lalu biarlah berlalu. Jabat tangan, tebus kesalahan, dan pergi sebagai teman.
10. Melupakan ucapan selamat tinggal
Agar pergi dengan catatan positif, pastikan Anda memiliki waktu untuk mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang yang bekerja dengan Anda selama di sana. Sampaikan apresiasi untuk dukungan dan bimbingan mereka, minta maaf untuk keterbatasan Anda, dan saling bertukar kontak.
Artikel lain:
5 Cara Mudah untuk Tampil Percaya Diri di Tempat Kerja
Dapat Gaji, Ikuti Panduan Anggaran Berbasis Persentase
4 Bidang Kerja yang Dikuasai Perempuan