Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Harapan Hidup Pasien Kanker Paru Kian Panjang dengan Metode Baru

Reporter

image-gnews
Kanker Paru-paru Kerap Terlambat Ditangani
Kanker Paru-paru Kerap Terlambat Ditangani
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para ahli pengobatan kanker kini tengah menggodok metode pengobatan yang bermanfaat untuk memperpanjang kesempatan hidup pasien, terutama pasien kanker paru. Spesialis patologi anatomi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, Evalina Suzana, mengatakan salah satu metode pengobatan yang tengah berkembang saat ini adalah imunoterapi.

Metode ini memanfaatkan kemampuan sel imun untuk mengenali sel kanker. Terapi ini pertama kali disetujui untuk menjadi pengobatan kanker prostat pada 2010, sementara pada pertengahan 2016, Food and Drug Administrastion Amerika Serikat (FDA) memberikan lisensi kepada penghambat PD-1 (program death-1) dan PD-L1 (program death-Ligand1).

Di Indonesia, terapi ini dikenal dengan pembrolizumab. Terapi ini dapat mengaktifkan kembali sel imun sehingga dapat mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker.

Salah satu yang paling mutakhir, pengobatan ini dimanfaatkan untuk pasien kanker paru, jenis kanker yang dianggap memiliki harapan hidup paling rendah, yakni 30 persen harapan hidup dalam satu tahun.

Namun, tak bisa sembarang pasien bisa mendapatkan terapi ini. Sebelum diberi imunoterapi, pasien harus menjalani pemeriksaan biomarker PD-L1. Jika PD-L1 terbukti positif, maka sel kanker akan merespon dengan baik pengobatan pembrolizumab.

“Hasil penelitian menunjukkan, lebih dari 50 persen pasien kanker paru yang diberikan pembrolizumab memiliki harapan hidup lebih panjang. Untuk itu saat ini, pemeriksaan PD-L1 sudah menjadi standar diagnostik untuk kanker paru,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kendati teruji dapat memperpanjang harapan hidup pasien dibanding kemoterapi, yang paling penting dalam terapi ini adalah meningkatkan kualitas hidup pasien.

“Jika ditemukan pasien kanker paru, maka periksalah jenis sel kankernya. Jika jenis sel kanker paru bukan sel kecil, maka segera lakukan tes PD-L1,” tuturnya.

Hingga saat ini, pengobatan untuk pasien kanker paru masih dalam tahap uji klinis di luar negeri. Jika protokol internasional sudah keluar, maka Indonesia bisa segera melakukan uji klinis.

Sebagai kelanjutan standar tes diagnostik PD-L1, saat ini sedang berlangsung pelatihan di 14 pusat patologi anatomi di rumah sakit kelas A (tersier) di seluruh Indonesia. “Diharapkan dalam sebulan sampai dua bulan ini rumah sakit tersebut sudah bisa melakukan tes PD-L1,” ujar Evalina.

Artikel terkait:
Pembrolizumab, Terobosan Terbaru Atasi Kanker Paru
Tak Hanya Rokok, Ini Penyebab Lain Kanker Paru
Cegah Kanker Paru, Kenali Gejalanya 

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

5 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.


Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

14 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Bukan Perokok tapi Kena Kanker Paru, Ini Sederet Penyebabnya

Bukan hanya perokok, mereka yang tak pernah merokok sepanjang hidupnya pun bisa terkena kanker paru. Berikut sederet penyebabnya.


Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

14 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru pada Bukan Perokok

Gejala kanker paru pada bukan perokok bisa berbeda dari yang merokok. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai.


BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

32 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
BRIN Kembangkan Terapi Kanker Paru Gunakan Nanopartikel

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan metode terapi penyakit kanker paru menggunakan material nanopartikel.


Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

51 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Pemeriksaan Kanker Paru dengan EFGR, Cek Kelebihannya

Pakar mengatakan pemeriksaan mutasi EGFR merupakan jenis yang dilakukan untuk kanker paru untuk menentukan pengobatan yang tepat.


Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

52 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Shutterstock
Gejala Kanker Paru yang Sering Tersamar Kondisi Lain, Waspadalah

Gejala kanker paru bisa tak disadari karena sering mirip penyakit lain, bahkan tak ada gejala sama sekali. Karena itu, penting melakukan skrining.


Dari Tauge sampai Tomat, Makanan yang Disebut Bisa Menangkal Kanker

54 hari lalu

Tumis Tauge Ikan Asin. youtube.com
Dari Tauge sampai Tomat, Makanan yang Disebut Bisa Menangkal Kanker

Pakar gizi menyebut enam makanan yang bisa membantu menurunkan risiko kanker dan mayoritas mudah ditemukan dengan harga murah.


Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

59 hari lalu

Ilustrasi kanker paru-paru. Shutterstock
Pulmonolog Ingatkan Merokok Penyebab 85 Persen Kasus Kanker Paru

Menurut WHO, sekitar 85 persen kanker paru berhubungan dengan kebiasaan merokok. Simak saran pakar pulmonologi.


Pakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker

6 Februari 2024

Ilustrasi mamogram. Wikipedia.org
Pakar Sarankan Skrining Awal untuk Permudah Pengobatan Kanker

Skrining awal dikatakan spesialis onkologi radiasi dapat meningkatkan angka kesembuhan serta mengontrol efek samping pengobatan kanker.


Tak Bisa Lagi Pakai Obat Rumahan, Kapan Waktunya Batuk Perlu Diperiksa ke Dokter?

16 Januari 2024

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
Tak Bisa Lagi Pakai Obat Rumahan, Kapan Waktunya Batuk Perlu Diperiksa ke Dokter?

Batuk sebenarnya wajar saja tapi bila gejala semakin parah atau terjadi lama, akibatnya bisa mengiritasi paru-paru. Kapan perlu ke dokter?