TEMPO.CO, Jakarta - Seorang petugas Hotel Westin mendorong dinding berwarna krem di dekat pintu lobi. Di balik dinding itu, sebuah lorong temaram dengan lampu biru dan musik pop berdebum menuntun saya menuju sebuah lift di ujung. “Pintu rahasia” itu adalah jalan masuk ke Henshin Restaurant and Bar yang terletak di puncak Gedung Gama Tower, Hotel Westin di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Tiba di lantai 67, panorama Ibu Kota dari ketinggian 310 meter menyambut saya sejauh mata memandang. Gedung ini merupakan yang tertinggi di Indonesia. Saat itu, Sabtu sore akhir bulan lalu, sekitar 30 orang pengunjung Henshin sibuk berfoto di area luar ruangan bar sembari menikmati matahari yang perlahan turun ke cakrawala.
Salah satu sudut restoran Hensin, Hensin merupakan restoran tertinggi di Indonesia letaknya berada di lantai 67, 68, 69 di Gama Tower, Kuningan, Jakarta. Restoran ini memadukan bar, lough, and resto dengan pemandangan rooftop yang begitu indah.TEMPO/Ilham Fikri
Seorang tamu, Cincin Chandra, mengatakan datang ke Henshin karena lingkaran pertemanannya tak henti membicarakan restoran dan bar yang dibuka pada 20 Juli lalu itu. “Saya jadi penasaran dan ternyata pemandangannya luar biasa,” kata dia. Perempuan itu tak membuang waktu lagi untuk berswafoto dengan latar sang surya terbenam.
Di bar luar ruangan, pengunjung tak perlu khawatir tatanan rambutnya berantakan tertiup angin karena dinding kaca yang mengelilingi area ini cukup tinggi. Deretan sofa dan kursi bar tertata apik sehingga memberi ruang bagi tamu yang hendak berfoto atau yang ingin duduk malas sambil mendengarkan musik. Area bar dan lounge mampu menampung 140 pengunjung , baik yang berdiri maupun duduk.
Matahari sudah terbenam, dan saatnya makan malam. Pengunjung bisa saja menyantap hidangan di bar, namun juga dapat naik satu lantai menuju Henshin Restaurant fine dining. Berkapasitas 48 tamu, restoran ini menyuguhkan menu Jepang bercita rasa Peru, Amerika Latin. “Henshin berarti transformasi. Semula orang hanya tahu makanan Jepang saja atau Peru saja, sekarang ada transformasi Peruvian Japanese,” kata Boy Fernando, Asisten Manajer Henshin. “Chef kami, Hajime Kasuga, adalah generasi ketiga keturunan Jepang yang bermigrasi ke Peru pada 1800-an.
Cebeches Clasico salah satu menu andalan di Henshin Resto, di Gama Tower, Jakarta 23 September 2017.T EMPO/Ilham Fikri
Di meja makan, Hajime menyuguhkan delapan hidangan Peruvian Japanese. “Ini sama sekali berbeda dengan makanan Jepang pada umumnya. Cita rasanya penuh rempah dan segar,” ujar dia. Cabiches Clasico, misalnya, merupakan daging ikan mentah dipotong dadu dan dihidangkan di atas batu berbentuk seperti ulek lalu disiram “susu macan”. Susu macan ini berwujud seperti susu yang rasanya kecut segar. Makanan ini, menurut Hajime, bisa untuk menambah stamina.
Ada pula Pulpo al Olivo yang bentuknya seperti sashimi. Daging gurita empuk diiris tipis-tipis dengan saus jelly berwarna ungu yang rasanya pedas lada. Makanan Jepang tak lengkap tanpa sushi dan udon atau mi “gemuk”. Di Henshin, Hajime menyuguhkan sushi dengan tiga pilihan topping, yakni salmon, daging ayam, dan daging bebek, plus wasabi dan sausnya. Sementara itu, udon tersaji di dalam mangkuk tanpa kuah, tapi tidak garing. Tak cuma makanan berat, Henshin juga punya camilan berupa kacang kapri atau edamame asin pedas. Semua makanan itu dibanderol dengan harga mulai dari Rp 60 ribu.
Sakura Maru, minuman favorit di Henshin Restaurant and Bar. TEMPO | Rini Kustiani
Sebagai pelepas dahaga, pengunjung bisa memilih minuman alkohol dan non-alkohol. Boy menyebutkan satu minuman primadona Henshin: Sakura Maru. Minuman berwarna merah muda ini tampil manis dengan sekuntum bunga anggrek di dalam gelas berkaki. “Seharusnya pakai bunga sakura, tapi di sini kan tidak ada. Jadi kami ganti dengan bunga yang selevel, yakni anggrek,” ujar dia. Sedikit saja koktail ini menyentuh lidah, rasanya “nyetrum” dan hangat seketika menjalar ke dada. Jika pengunjung memilih minuman yang segar, Boy merekomendasikan Mango Aguafresca. Perpaduan mangga, nanas, sirup vanila dalam air soda ini rasanya manis, kecut, segar.
Malam mulai larut, pengunjung bar dan restoran yang buka pukul 16.00–01.00 di akhir pekan dan beroperasi lebih pendek di hari kerja ini kian padat pengunjung. Ada yang asyik mengobrol, menikmati pemandangan seantero Jakarta dengan gemerlap lampu di malam hari, sampai malu-malu berjoget. Patutlah para tamu merasakan kenyamanan karena mereka mesti memesan tempat paling singkat sepekan sebelum datang ke Henshin.
Baca juga:
Etika Bersantap di Restoran
Makan Pakai Tangan di Restoran Hotel, Siapa Berani?
Hidangan Berkolagen di Restoran Bijin Nabe Beauty