TEMPO.CO, Jakarta - Selama ini asupan gizi dari makanan selalu menjadi unsur yang paling diperhatikan dalam tumbuh kembang anak. Padahal ada satu unsur lagi yang tak kalah penting, yakni pemenuhan kebutuhan air pada tubuh.
Baca juga:
Mandikan Bayi 2 Kali Sehari Ternyata Keliru
Menakar Kebutuhan Air pada Anak 4-6 Tahun
Kekurangan cairan tubuh dapat menyebabkan gangguan kesehatan, juga mempengaruhi pertumbuhan otak. Kondisi ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tapi juga anak-anak sejak usia dini. Pada usia 0-6 tahun tumbuh kembang anak sedang dalam masa optimal.
“Kekurangan cairan dapat mengganggu perkembangan dan kerja fungsi sel otak, interaksi di sinapsis, serta pembuatan sinapsis baru yang menjadi sumber kecerdasan anak,” ujar Fasli Jalal, penasihat Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia atau Himpaudi di Jakarta, Kamis, 5 Oktober 2017.
Menurut Fasli, kebutuhan air pada anak harus diperhatikan dalam enam tahun pertama kehidupan anak. Dampak kekurangan cairan pada orang dewasa tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan anak usia dini. Pada usia tersebut tumbuh kembang otak dan organ-organ lain cukup pesat. Jadi kekurangan cair pada anak dampaknya sangat besar.
“Sekali sel otak tidak terbentuk, sinapsisnya tidak terbentuk jadi tidak bisa digantikan lagi walaupun minum air berliter-liter. Sudah terlambat, tinggal memanfaatkan sel jaringan otak melalui sinapsis yang sudah terbentuk,” ujarnya.
Berangkat dari pentingnya asupan cairan pada anak usia dini, diperlukan peran guru pendidikan anak usia dini (PAUD) agar dapat memberikan informasi kepada orang tua, serta menumbuhkan kebiasaan minum air pada anak-anak. Diharapkan menumbuhkan kebiasaan minum air sejak usia dini dapat mewujudkan generasi yang sehat, cerdas, dan ceria.
Artikel lainnya:
Andien Terapkan BLW, Ini Penjelasan Dokter tentang Risikonya