TEMPO.CO, Jakarta - Meningkatnya risiko kanker payudara pada wanita Indonesia membuat semakin banyak organisasi dan perusahaan yang menyadari pentingnya dukungan terhadap para penyintas dan pejuang kanker payudara. Baca: SADARI Tak Sulit dan Harus Rutin, Begini Caranya
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lovepink Indonesia, organisasi sosial yang berfokus pada isu kanker payudara, satu di antara tiga wanita Indonesia berisiko terkena kanker payudara.
Lebih parah lagi, lebih dari 50 persen wanita Indonesia yang disurvei baru melakukan pengobatan ketika kanker payudara telah mencapai stadium lanjut. Ketika pengobatan dilakukan setelah mencapai stadium lanjut, biasanya pasien kanker payudara ditindak mastektomi, yaitu prosedur bedah pengangkatan salah satu atau kedua payudara. Baca juga: Olahraga yang Cocok untuk Tangkal Kanker Payudara
Mastektomi dilakukan karena sel-sel kanker sudah terlanjur menyebar luas di daerah payudara dan satu-satunya cara untuk menghentikan perkembangan sel ini adalah dengan mengangkat payudara. Karena payudara aset penting wanita, tindakan mastektomi bisa dikatakan cukup menakutkan.
Dampak pascaoperasi pun tidak hanya secara fisik tetapi juga psikis. Biasanya, para wanita yang telah menjalani mastektomi menjadi kurang percaya diri karena merasa tidak lagi sama seperti perempuan pada umumnya. Artikel terkait: Kanker Payudara Meningkat 6 Kali Lipat, Bagaimana Mendeteksinya?
Industri mode mulai membangun dukungan untuk para pejuang dan penyintas kanker payudara. Industri ini telah menciptakan bra mastektomi, yang secara khusus memiliki bantalan penyeimbang sehingga para wanita yang telah menjalani operasi tidak perlu malu lagi dalam berpakaian.
Salah satu merek bra lokal yang memiliki produk bra mastektomi adalah Sorella. Melalui produk ini, Sorella berusaha untuk menjawab kebutuhan wanita pasca operasi mastektomi untuk memiliki bra yang dapat menyangga kedua payudara dengan seimbang.
TSARINA MAHARANI