TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonmaterial (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) Indonesia. Namun, Indonesia bukan satu-satunya negara yang merayakan Hari Batik. Nigeria juga merayakan budaya batik di Nigerian Arts Festival pada tanggal 1 Oktober 2017.
Budaya batik dibawa oleh Belanda sampai ke Nigeria di Afrika pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Di Nigeria, motif dikenal dengan nama ankara, diperkenalkan oleh Belanda di awal abad ke-19, sebagai imitasi murah untuk batik. Di Nigerian Arts Festival, salah satu seniman yang menggelar pameran adalah Nike Seven Okundaye, seniman Nigeria yang dikenal dengan seni batik warna-warni yang dibuatnya.
Pada 9 Oktober 2017, Alliance Francaise akan membuat pameran mengenai tekstil yang mulai menghilang di Afrika. Karya batik Nike akan menjadi salah satu yang ditampilkan di pameran tersebut. Beberapa karyanya sudah ada di Rumah Warisan Afrika yang dipenuhi dengan koleksi kain tradisional Afrika koleksi Alan Donovan, seorang kurator di Nigeria.
Acara tersebut rencananya akan dimeriahkan dengan pertunjukan musik dari Nigeria dan Kenya, juga pertunjukan tarian tradisional Afrika dan ditemani kain-kain tradisional Afrika yang sudah punah atau terancam punah, salah satunya Batik Nigeria.
Seperti dilansir businessdailyafrica.com, cara ini diharapkan bisa mendorong masyarakat Nigeria untuk merayakan budaya mereka. Selain di Nigeria, motif batik juga ditemukan di busana modern di Kenya. Banyak desainer Afrika yang mengakui kalau batik adalah budaya Indonesia lalu menerapkan motif batik yang berbeda.
Baca Juga:
Baca juga:
Hari Batik Nasional, Kenapa Anak Muda Tak Berminat Jadi Pembatik?
Hari Batik Nasional, Ada Motif Batik Happy Djarot dan Veronica Tan
Hari Batik Nasional, Alasan Harga Batik Warna Alam Lebih Mahal