Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Batik Nasional, Alasan Harga Batik Warna Alam Lebih Mahal

image-gnews
Batik Maos Rajasa Mas di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa, 26 September 2017 (Tempo/Astari Pinasthika Sarosa)
Batik Maos Rajasa Mas di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa, 26 September 2017 (Tempo/Astari Pinasthika Sarosa)
Iklan

TEMPO.CO, Cilacap - Batik yang dibuat dari pewarna alami memiliki harga yang jauh lebih mahal dibanding batik dari pewarna sintesis. Pemilik Batik Maos Rajasa Mas di Cilacap, Jawa Tengah, Euis Rohaini menjelaskan mengapa batik dengan warna alam memiliki harga yang lebih mahal.

“Warna alam itu unik karena tidak bisa mengeluarkan warna yang sama persis satu sama lain. Itu yang membuat sebuah batik dengan pewarna alami menjadi eksklusif di setiap helainya,” ujar Euis di Cilacap, Jawa Tengah, Selasa, 26 September 2017. Di Batik Maos Rajasa Mas, batik dengan warna alam dibanderol paling rendah Rp 800 ribu, sedangkan batik dengan warna sintesis mulai Rp 400 ribu.

Euis Rohaini, pemilik Batik Maos Rajasa Mas, di Cilacap, Jawa Tengah memperhatikan proses pembuatan batik tulis, Selasa, 26 September 2017 (Tempo/Astari Pinasthika Sarosa)

Selain memberikan nuansa warna yang lebih natural, pembuatan batik warna alam juga membutuhkan proses yang lebih rumit dan waktu lama ketimbang batik dengan pewarna sintetis. “Kami menggunakan bahan-bahan dari alam sebagai pewarna batik untuk motif klasik,” ujar Euis.

Baca:
Hari Batik, 4 Keistimewaan Batik Kudus dari Denny Wirawan
Hari Batik Nasional, 4 Siluet Batik yang Cocok untuk Sehari-hari

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa tanaman yang diolah kemudian ekstraknya digunakan untuk mewarnai batik misalnya tanaman tingi yang menghasilkan warna coklat tua. Tanaman perdu untuk warna indigo atau biru, kulit kayu mahoni menghasilkan warna merah. Saat ini Euis sedang mencari cara supaya warna merah dari buah naga juga bisa dipakai sebagai pewarna alami pada kain batik. "Kami sudah mencoba beberapa kali tapi belum bisa," katanya.

Karakteristik pewarna alami lainnya, Euis melanjutkan, kalaupun dibuat dari bahan yang sama dan dengan takaran yang sama juga, maka hasilnya belum tentu seperti yang semula. Sering kali warna yang keluar dari pengolahan bahan alami yang pertama lebih tua atau lebih muda dari pengolahan setelahnya. "Warna yang dihasilkan juga bisa berbeda jika dibuat pada pagi dan sore hari," katanya.

Ketika ingin menghabiskan pewarna alami, Euis kerap berimprovisasi dengan mencampur semua sisa pewarna sehingga menghasilkan warna pekat atau cenderung hitam yang berbeda-beda karakternya. "Tapi kalau ada yang meminta untuk dibuatkan lagi kain yang sama persis, saya tak bisa karena pewarna alami menghasilkan ciri khas yang berbeda satu sama lain," katanya.

ASTARI PINASTHIKA SAROSA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

4 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.


Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

6 hari lalu

Batik Ecoprint dari Kampung Brontokusuman Karangkajen Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.


Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

7 hari lalu

Pegiat industri fashion di Yogyakarta mengikuti event  Ramadhan Runway 2024 yang digagas Indonesia Fashion Chamber di Yogyakarta 15-24 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.


Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

23 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.


Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

24 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.


KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

30 hari lalu

Ilustrasi Batik. shutterstock.com
KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).


Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

41 hari lalu

Vespa Batik. (Foto: Piaggio Indonesia)
Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.


NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

47 hari lalu

Lancer Evo Batik. (Dok NMAA)
NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.


IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

52 hari lalu

Revolusi Fashion Lokal dalam Indonesia Fashion Ecosystem Summit  (IDFES 2024)
IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.


Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

52 hari lalu

CEO Rianty Batik, Aditya Suryadinata, ketika menceritakan pengalaman bisnisnya di Rianti Batik Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 6 Februari 2024. Pelaku UMKM batik ini berbagi pengalaman mempertahankan bisnis ketika pandemi Covid-19 melanda. TEMPO/Riri Rahayu
Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.