TEMPO.CO, Jakarta - Perselingkuhan dalam pernikahan merupakan mimpi buruk bagi setiap pasangan. Apabila hal ini terjadi, Anda dan pasangan memiliki dua pilihan, yakni memperbaiki dan kembali melanjutkan hubungan dari nol atau mengakhirinya.
Melanjutkan hubungan dari awal kembali atau mengakhiri sama-sama memiliki konsekuensi. Keputusan ada di tangan Anda untuk menentukan mana yang terbaik. Jika memilih menyudahi pernikahan dan membawanya ke meja hijau, ada beberapa hal yang perlu dipikirkan serta dipahami.
Selain harus kuat menjalani segala proses perceraian yang melelahkan, berikut ini hal-hal yang perlu diketahui, terutama bagi pasangan yang sudah memiliki anak.
1. Hak asuh anak
Jika melihat usia, biasanya anak di bawah umur akan diasuh sang ibu. Namun, pada kasus tertentu seperti perselingkuhan, biasanya hak asuh anak akan jatuh pada pihak yang tidak berselingkuh. Dalam hal ini, jika memang Anda yang berselingkuh, terima kenyataan dengan lapang bahwa Anda harus berpisah dengan anak.
2. Tetap menjadi tim yang baik
Sri Juwita Kusumawardhani, psikolog klinis dari Universitas Indonesia, berpendapat Anda boleh berpisah dengan pasangan, tapi Anda dan pasangan harus tetap kompak mengasuh anak. Siapa pun yang mendapat hak asuh, jangan saling menjelek-jelekan mantan pasangan, terutama di depan anak. Hal ini membuat anak makin kehilangan rasa hormat terhadap kedua orang tuanya.
3. Tidak ada jaminan siapa yang terbaik
Siapa pun yang mendapat hak asuh anak, tentu sudah merupakan keputusan terbaik. Menurut Sri, tidak ada jaminan bahwa anak yang diasuh ibu pasti lebih baik. Begitu pula tidak ada kepastian anak yang diasuh ayah akan ditelantarkan. Lakukan saja yang terbaik bagi anak.
TSARINA MAHARANI