TEMPO.CO, Jakarta - Serangga kecoa ternyata bisa menjadi faktor pemicu serangan asma. Selain kecoa, bulu binatang seperti kucing dan anjing, kutu di rumah, polutan, dan asap rokok juga bisa menjadi faktor pemicu serangan asma.
"Kecoa itu alergen, bahan yang menyebabkan serangan asma. Kalau kecoa mati kan berterbangan kulit-kulitnya. Kulitnya itu yang alergen, kalau orang sudah kena asma," ujar spesialis paru-paru dari RS Persahabatan, Prof. Faisal Yunus MD.
"Kalau ada anak-anak atau dewasa menderita asma, seprai sebaiknya sering dibersihkan. Anak-anak sebaiknya jangan main kucing, bulunya itu alergen," tuturnya.
Tak hanya binatang, sejumlah jenis makanan juga bisa menjadi pemicu asma yakni kacang, cokelat, bahan pengawet, dan penyedap rasa.
"Makanan paling sering itu kacang, cokelat, mengandung pengawet, penyedap rasa. Kadang mie disebut pencetus serangan tetapi terkadang bukan karena mienya namun penyedap rasanya," kata Yunus.
Kemudian, bila kedua orang tua menderita asma maka 60 persen penyakit ini akan diwariskan pada anak-anaknya.
"Kalau salah satu orang tua mengidap asma, sepertiga gen diturunkan pada anak. Kalau keduanya asma, bisa 60 persen. Itu prediktor, kalau anaknya nanti mengalami gejala asma, bisa berkembang jadi asma," ujar Sekretaris Unit Koordinasi Kerja Respirologi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Wahyuni Indawati SpA(K).
Lalu, adakah pencegahan yang bisa dilakukan, minimal untuk mengurangi risiko anak terserang asma?
"Bisa dengan pencegahan primer yakni sebelum serangan asma terjadi, misalnya dengan pemberian ASI ekslusif. Pencegahan sekunder yakni kalau sudah ada gejala jangan sampai jadi serangan," kata Wahyuni.
Selain itu, menghindari faktor pencetus seperti debu, bulu binantang, kapuk, makanan, dan infeksi virus menjadi hal utama yang perlu dilakukan.
Faktor pencetus lain adalah tungau, polusi dalam ruangan, misalnya rokok, dan polusi luar ruangan seperti asap kendaraan bermotor juga bisa menyebabkan serangan asma.
ANTARA