TEMPO.CO, Jakarta - Batik menjadi salah satu kekayaan budaya Indonesia. Kalau ingin tahu seperti apa motif batik yang ada sejak 1870-1940, Anda dapat berkunjung ke Alun Alun Indonesia di Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Dalam menyambut Hari Batik yang diperingati setiap 2 Oktober, Alun Alun Indonesia bekerja sama dengan kolektor batik, Hartono Sumarso menampilkan berbagai macam batik hasil reproduksi dari motif batik antik koleksinya. “Di Batik Citra Lawas, kami mempertahankan motif asli batik kuno dengan batik tulis. Terkadang kami berinovasi dengan warna dan latar belakang untuk membuat motif yang berbeda,” ujar Hartono di Alun Alun Indonesia, Jumat, 22 September 2017.
Baca Juga:
Menurut Hartono, tujuan pameran Batik Citra Lawas yang berlangsung dari 21 September - 9 Oktober 2017, ini ingin memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai batik dan menunjukkan motif batik yang sudah punah. Koleksi yang dia tampilkan di antaranya reproduksi dari motif batik antik yang dibuat oleh pembatik C.M. Meyer dan Kwee Siaw Tjay.
Dari berbagai helai kain batik yang dipamerkan, sebagian besar terukir motif yang mengadopsi budaya Belanda dan Cina. Selain dipamerkan, ada beberapa batik yang dijual dengan harga Rp 1-13 juta.
“Batik telah menjadi kebangaan Indonesia. Pekalongan adalah Kota Batik Dunia yang diresmikan oleh UNESCO. Sekarang bukan hanya orang tua saja yang menggunakan batik, tetapi mulai dari anak-anak sudah banyak yang menggunakan batik,” ujar Erni Tjahjo Kumolo, Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional.
ASTARI PINASTHIKA SAROSA
Baca juga:
3 Trik Padu Padan Batik
Kulkith, Sepatu Cantik dari Limbah Batik
Kolektor 1.000 Batik Kuno Ini Membagi Tip Menyimpan Batik