Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Jenis Masker untuk Cegah Penularan Corona, Mana yang Terbaik?

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi wanita memakai masker. shutterstock.com
Ilustrasi wanita memakai masker. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selama pandemi virus corona Anda tidak disarankan ke luar rumah jika tidak benar-benar perlu. Ketika harus ke luar rumah pun Anda harus mengikuti protokol yang dianjurkan, termasuk mempraktikkan kebersihan yang baik.

Selain itu, banyak orang yang menggunakan masker saat berada di daerah yang terjangkit virus. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC Amerika Serikat merekomendasikan bahwa masker dan peralatan pelindung hanya dikenakan oleh orang-orang dalam empat kategori, yaitu mereka yang menunjukkan gejala flu, orang yang termasuk dalam kategori berisiko tinggi (mengidap penyakit kronis, kondisi medis yang mendasari) saat keluar rumah, profesional kesehatan, dan mereka yang berada di sekitar orang-orang sakit.  

Ada empat jenis masker yang sering dikenakan selama pandemi corona. Masing-masing masker memiliki efektivitas berbeda dalam mencegah virus, mana yang terbaik? Berikut ulasannya, melansir Times of India, Rabu, 1 April 2020

1. Masker bedah

Ilustrasi anak menggunakan penutup hidung atau masker. shutterstock.com
Ini adalah masker yang paling umum dikenakan. Masker bedah yang umumnya digunakan oleh kalangan medis ini berfungsi melindungi seseorang terhadap percikan air dari saluran pernapasan.

Meski menutupi mulut, masker bedah tidak bisa benar-benar melindungi Anda dari penularan virus corona atau mikroba semacamnya di udara. Sebab, masker ini memiliki celah longgar yang dapat jadi jalan kuman masuk.

Masker bedah berkualitas dapat menghentikan penularan berbagai jenis virus hingga 80-90 persen, terutama jika digunakan oleh orang yang sakit. Masker ini dapat membantu mencegah partikel yang dikeluarkan oleh pemakainya, seperti ludah atau lendir, saat batuk atau bersin.

2. Masker N95 dan FFP1

Ilustrasi mengenakan masker/pencemaran udara. REUTERS/Beawiharta
Masker respirator N95 lagi banyak digunakan saat ini untuk mengurangi penyebaran virus corona. Dibandingkan dengan masker bedah, masker ini lebih ketat sehingga diyakini sebagai alternatif yang lebih baik. Masker dengan rating N95 memfilter 95 persen partikel 0,3 mikron atau berdiameter lebih besar, kira-kira seukuran virus tunggal dan termasuk PM 2.5. 

Beberapa masker juga memiliki katup pernafasan yang dapat mengurangi kelembapan. Masker ini juga dapat menyaring dan menghentikan polutan, virus, dan bakteri memasuki mulut atau lorong hidung. Dibandingkan dengan semua masker lainnya, masker N95 menawarkan tingkat perlindungan tertinggi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masker FFP1 dianggap sebagai alternatif untuk masker pernapasan, seperti masker N95. Jika N95 dapat menyaring 95 persen polutan, virus, dan partikel kecil, masker FFP1 melindungi seseorang dari menghirup partikel yang kualitasnya lebih berbahaya. Masker ini biasanya juga lebih aman untuk memastikan bahwa partikel beracun atau berbahaya tidak masuk.

3. Masker karbon

Ilustrasi masker karbon (Pixabay.com)
Seperti namanya, masker ini mengandung filter karbon aktif yang membantu menyaring polutan dan kuman sehingga penggunanya bisa menghirup udara yang lebih bersih. Penelitian juga mengatakan bahwa filter karbon yang ada dalam masker juga dapat meningkatkan kapasitas paru-paru dan otot-otot pernapasan, sangat baik digunakan orang yang tinggal di kota tercemar.

Karena dapat menghalangi polusi dan partikel kecil seperti bakteri dan jamur yang menyebar melalui udara, masker ini juga membantu mencegah alergi. Namun, masker karbon kurang efektif memerangi atau mencegah penularan virus seperti corona. Masker ini hanya dapat menjebak sejumlah kecil, yaitu 10-20 persen virus, dan karenanya mungkin bukan pilihan terbaik saat ini.

4. Masker kain

Ilustrasi masker kain. ANTARA/Arif Firmansyah
Masker menjadi barang langka selama beberapa pekan terakhir. Karena itu, banyak yang beralih ke masker kain buatan sendiri. Ada yang bisa dilapisi tisu atau spons. Meski tidak terlalu efektif menyaring kuman, masker kain dinilai lebih baik daripada tidak menggunakan apa pun untuk mencegah penyebaran kuman, terutama selama situasi pandemi seperti ini.

Sederhananya, masker kain kurang melindungi dibandingkan dengan masker bedah atau respirator N95. Namun, masker ini dapat membantu seseorang menjaga area wajah tetap bersih dan mencegah penyebaran kuman jahat dan penyakit lainnya.

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

36 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

37 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

42 hari lalu

Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin Inavac atau yang dikenal sebagai Vaksin Merah Putih merupakan vaksin COVID-19 di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu 20 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru. Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan DKI akan terus memantau perkembangan kasus hariannya. Pemerintah fokus mengimbau dan menyediakan vaksinasi dan pemeriksaan PCR gratis. Utamanya, untuk segera melengkapi vaksinasi booster ke-4 dan deteksi dini Covid-19 bagi kelompok rentan. TEMPO/Subekti.
Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.


4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

43 hari lalu

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.


Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Wali Kota Depok Mohammad Idris menjelaskan tentang program pemberian makanan tambahan usai rapat paripurna persetujuan DPRD terhadap raperda APBD Kota Depok Tahun 2024 di Gedung DPRD Kota Depok, Rabu 22 November 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.


Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Para penumpang bus duduk disebelah tanda silang guna menerapkan social distancing saat hari pertama pelonggaran lockdown di Manila, Filipinw, 1 Juni 2020. REUTERS/Eloisa Lopez
Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.


Kasus COVID-19 di AS Meningkat, Rumah Sakit Kembali Wajibkan Penggunaan Masker

4 Januari 2024

Syed Naqvi, mengenakan masker N95 sebelum memasuki ICU di Rumah Sakit SSM Health St. Anthony di tengah merebaknya penyakit virus corona (COVID-19) di Oklahoma City, Oklahoma, AS, 28 Januari 2021. REUTERS/Nick Oxford
Kasus COVID-19 di AS Meningkat, Rumah Sakit Kembali Wajibkan Penggunaan Masker

Rumah sakit di setidaknya empat negara bagian Amerika Serikat menerapkan kembali kewajiban penggunaan masker di tengah meningkatnya kasus COVID-19


Heru Budi Imbau Warga Jakarta Pakai Masker saat Liburan, Antisipasi Kenaikan Covid-19

24 Desember 2023

PJ Gubernur DKI Heru Budi Hartono menghadiri perayaan jelang Natal di Gereja Katedral Jakarta, Minggu, 24 Desember 2023. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Heru Budi Imbau Warga Jakarta Pakai Masker saat Liburan, Antisipasi Kenaikan Covid-19

Dinas Kesehatan DKI Jakarta memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi bertepatan libur natal dan tahun baru


Angka Covid-19 Disebut Naik, Begini Suasana Liburan di Singapura

22 Desember 2023

Suasana pelabuhan Harbourfront Singapura, Selasa (19/12/2023). TEMPO/ Yogi Eka Sahputra
Angka Covid-19 Disebut Naik, Begini Suasana Liburan di Singapura

Salah seorang warga Singapura yang tidak mau namanya disebutkan mengatakan, Covid-19 memang sedang naik di Singapura, tetapi sudah dianggap biasa.


Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Naik, PT KAI Belum Wajibkan Penumpang Kereta Api Pakai Masker

21 Desember 2023

Suasana di stasiun Gambir, Jakarta, Senin, 26 Desember 2022. PT Kereta Api Indonesia Jakarta telah menyiapkan 19 kereta api tambahan perhari nya, karena jumlah penumpang kereta api pada libur Natal 2022 dan Tahun Baru diprediksi akan mengalami peningkatan. TEMPO/MAGANG/Abdullah Syamil Iskandar
Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Naik, PT KAI Belum Wajibkan Penumpang Kereta Api Pakai Masker

PT KAI belum mewajibkan para pelanggan kereta api mengenakan masker meskipun saat ini kasus positif Covid-19 di Jakarta tengah menanjak.